Pencarian Waduk Saguling di Belantara Bandung Barat

Sungguh mengherankan mengingat luasnya belantara internet namun baru kali ini saya kecewa sama Om Google. Entah memang saya yang kurang tekun mencari atau memang tidak ada informasi yang memadai di belantara internet sana. Yang jelas, saya kecewa karena Om Google tidak bisa memberitahukan bagaimana caranya ke Waduk Saguling, termasuk detail dan data waduk tersebut. Memang, ada 3 waduk besar di Jawa Barat (Waduk keempat adalah Waduk Dharma di Kuningan). Waduk tersebut ialah Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, dan Waduk Saguling. Saya sudah pernah ke Waduk Jatiluhur, jadi pada waktu senggang kali ini, saya ingin berkunjung ke Waduk Saguling. Pertimbangan saya adalah Waduk Jatiluhur cukup panas walaupun dikelilingi oleh perbukitan-secara perbukitannya masih rendah. Saya sedang ingin berjalan-jalan ke tempat yang sejuk, dimana perbukitannya tinggi-tinggi. Mengherankan, selain waduk Jatiluhur, tampaknya nggak ada informasi yang bener-bener kompeten untuk bisa digunakan sebagai dasar perjalanan saya menuju ke Waduk Cirata dan Saguling. Frustasi, waktu sudah hampir mepet, saya nekad menerobos jalan tanpa tahu arah.
Kalau melihat di peta (saya sampai membuka peta besar Megapolitan dan peta kecamatan se-Indonesia), Waduk Saguling terletak di Bandung Barat. Lokasinya tertulis cukup jelas, Batujajar, Rajamandala. Namun, bagaimana caranya menuju kesana? Kalau lewat logika, jalannya hanya ada 3 :
1. Jakarta – Purwakarta via Tol Cipularang, lalu ambil jalan raya Purwakarta menuju Cimahi.
2. Jakarta – Padalarang via Tol Cipularang, keluar di Padalarang.
3. Jakarta – Cibubur – Cileungsi – Jonggol – Cariu – Ciranjang via Jalan Trans Yogi (Jalan raya biasa).
Sampai hari H pun saya masih belum bisa memutuskan melalui mana. Masalahnya, Waduk Saguling ini sangat luas, saya tidak tahu sebaiknya berhenti di titik mana agar posisinya paling mendekati pemandangan waduk. Tentu, ini diperparah dengan hampir semua sumber yang saya bisa percayai, mulai dari peta besar Megapolitan, peta Indonesia detail kecamatan, Lonely Planet Indonesia, Insight Guides, dan Periplus gagal memberitahukan kepada saya dimana letak waduk tersebut. Apakah waduk ini hampir tidak pernah dikunjungi orang? Koq saya jadi ragu-ragu yach?
Saya nekad melalui Jalan Tol Jakarta – Cikampek dan dilanjutkan dengan Cikampek – Padalarang dengan asumsi Waduk Saguling berada di Bandung Barat. Akses termudahnya harusnya di sekitar sini. Jangan lupa, selepas keluar dari Padalarang Barat (titik terakhir dari Cipularang), ambil arah Padalarang. Selepas tol Padalarang, anda langsung berhadapan dengan jalan raya bercabang. Satu ke Cimareme, satu lagi ke Cianjur/Jakarta. Saya sempat tersasar ke Cimareme walaupun dari Cimareme ada akses jalan menuju ke Desa Batujajar, desa tempat PLTA Waduk Saguling berada. Sayangnya, akses menuju ke Desa Batujajar dari Cimareme tidaklah mudah. Jalannya sempit dan kecil. Orang terakhir yang membuat saya memutarkan arah kendaraan saya adalah orang yang memberitahukan hal ini. Walaupun lebih dekat, tapi akses jalannya sama sekali tidak dianjurkan. Titik dimana saya tersasar adalah daerah Batujajar, tempat yang sama dengan pintu air Saguling berada. Parahnya, akses jalan yang buruk memisahkan jauh kedua tempat ini. Padahal, saya kira saya sudah sepelemparan batu dari pintu air Saguling. Yang menyebalkan, sepanjang jalan, tidak banyak orang tahu kemana saya harus mengambil arah agar bisa sampai di waduk. Beberapa diantaranya malah tidak tahu sama sekali akan waduk tersebut (please dech, kemana aja looo?!), sementara beberapa lainnya memberitahukan arah yang salah (yach, secara, Desa Batujajar adalah tempat Waduk Saguling berada, maka mereka pun menunjukkan Desa Batujajar, tanpa memikirkan aspek akses). Akhirnya saya tersasar ke Jalan Raya Batujajar beberapa kilometer sebelum ada yang memberitahukan arah yang ‘lebih baik’ aksesnya. Yang menyeramkan, di salah satu belokan ada tulisan sejenis suatu tempat militer dengan detail 1 kilometer dan “Kalau anda tidak yakin, sebaiknya jangan meneruskan perjalanan, berbalik arahlah!”. Maksudnya apa yach itu? Secara, jalanan tersebut adalah jalan raya umum. Namun, nggak bisa dipungkiri juga, tulisan itu bikin saya jiper karena tidak mengetahui apa yang akan saya hadapi di depan saya nantinya. Kembalilah saya ke arah pintu masuk tol Padalarang. Jadi, pelajaran yang bisa ditarik adalah, keluar dari Padalarang, JANGAN AMBIL Cimareme, namun langsung ke arah Cianjur/Jakarta.
Dari arah Cianjur, jalanan beberapa kali bercabang (termasuk percabangan ke Purwakarta). Jangan hiraukan percabangan, ambil selalu arah lurus. Jarak jalan dari pintu tol sampai ke Rajamandala memang masih cukup jauh. Sekitar 20 kilometer jauhnya. Jarak ini bisa ditempuh dalam waktu 1 jam karena kondisi jalan yang berbukit-bukit. Agar meyakinkan saya beritahu landmark yang akan anda temui. Tentu, biar anda yakin dan tidak salah jalan seperti yang sudah saya lakukan. Dari pintu keluar tol, anda akan langsung bertemu dengan sebuah pasar (harusnya sich Pasar Padalarang). Kemudian, anda akan bertemu dengan Kota Baru Parahyangan, Ciburuy, Cipatat dan terakhir Rajamandala. Selepas Kota baru Parahyangan di Padalarang, ada sejumlah toko oleh-oleh khas Bandung. Silahkan dibeli kalau belum beli snack untuk oleh-oleh ataupun bekal di jalan. Salah satu tempat yang cukup saya rekomendasikan adalah Okeke 2 yang terletak di Ciburuy, dekat Situ Ciburuy. Di tempat oleh-oleh ini, parkirnya luas dan nyaman serta mereka menjual berbagai macam keripik dan varian roti unyil. (Okeke 2, Jalan Raya Padalarang (Ciburuy) No. 263 Telp. 022-6805852 Bandung Barat). Di Ciburuy, anda akan melewati Situ Ciburuy yang cukup menggoda untuk menjadi tempat perhentian (Ya, saya tergoda untuk berhenti namun mengurungkan niat karena masih harus mencari Saguling) serta beberapa tungku raksasa tempat (mungkin) pembakaran gamping dan kapur. Asap tebal berwarna hitam pekat keluar dari tungku batu besar menyeramkan tersebut. Sebenarnya, workshop pembakaran gamping ini cukup menarik dijadikan objek foto. Sayang, sekali lagi saya masih dalam pencarian Saguling. Di Cipatat, anda akan melintasi daerah pegunungan yang naik turun. Disini, banyak pemandangan puncak bukit yang unik dan menarik (misalnya, lancip sebagian, bercabang-cabang, berwarna pucat, keropeng, dsb) sehingga bisa digunakan untuk berfoto-foto. Di Cipatat tepatnya di wilayah Citatah/Cibogo ini, ada banyak restoran dengan view menghadap perbukitan yang cakep banged tersebut. Ditambah dengan suasana sejuk, pas banged dunk buat foto-foto dan makan siang? Seusai melihat perbukitan, coba dech keluar beli oleh-oleh khas Bandung, beli tapai yang banyak banget dijajakan di pinggir jalan di dalam kios dan kerajinan tangan dari kayu (aneka produk mainan dan hiasan rumah). Gak berapa lama, sampailah anda di Rajamandala. Anda akan mencapai wilayah ini ketika usai melewati daerah pegunungan yang naik turun tersebut. Sabar, yang anda cari ada di sebelah kiri. Picingkan mata baik-baik hingga melihat papan penunjuk jalan yang bercabang dan menunjukkan arah atas Cianjur dan arah kiri, Waduk Saguling. Pintu gerbang utamanya sendiri cukup besar dan bertuliskan “Saguling” dengan latar kekuningan. Gak mungkin terlewatkan koq. Upss…Jangan senang dulu, dari pintu masuk Saguling di Rajamandala, hingga mencapai Bendungan masih ada 15 kilometer lagi dengan jalanan tanpa penerangan, rawan longsor, namun luar biasa menakjubkan pemandangannya. 20 kilometer ini bisa ditempuh dalam waktu setengah hingga satu jam perjalanan. Kalau nggak tertarik sama sekali ke pintu air, bolehlah coba pemandian air panas di dekat pintu masuk (sekitar 7 kilometer). Kesimpulan yang bisa diambil yakni, akses termudah menuju waduk ini adalah Jakarta – Padalarang via tol kemudian akses jalan raya Ciburuy – Cipatat sampai di Rajamandala (arah Cianjur/arah balik Jakarta). Saya mendapat satu pelajaran juga, bahwa jalan arah balik yang saya tempuh adalah masih merupakan bagian dari jalan lingkar luar Cariu – Ciranjang – Padalarang. Kalau males melewati tol yang tingkat kepadatannya tidak bisa diprediksi, bolehlah anda coba lewat jalan alternatif ini yang hampir bisa dipastikan lebih sepi. Buat info saja, pada saat kedatangan saya, jalan tol Jakarta – Cikampek sedang dalam pengerjaan. Saya terjebak hampir satu jam di ruas yang pendek sekitar Karawang. Kalau lewat jalur alternatif, Selepas Ciranjang, mulai dech waspada sama petunjuk arah jalan kalau sudah di Rajamandala. Pintu gerbang Saguling ada di kanan.

6 komentar:

  1. bro, mending lo aktif di milis indobackpacker atau milis tamasyaindonesia aja.bisa nanya2 about wisata disana, termasuk soal akses atau hotel dll.
    gw juga aktif disitu..

    om google kadang gak bisa memuaskan, tp lebih banyak memuaskannya sih.:-)

    gw kemaren baru aja ke waduk riam kanan di martapura, 1 jam dr sana.ngajak temen2 milis yg datang dr jakarta, 5 orang.

    kalo lo baca artikel ttg Sawarna dan Onrust di majalah Jalan-jalan edisi Juli ini, nah itu adalah tulisan dan foto teman gw yg datang ke banjarmasin bersama yg lain.nama nya Yudasmoro.

    cepetan deh ke Gramedia, ada kok masih majalah nya...kabar2 ya kalo udah baca.

    cheers..

    ReplyDelete
  2. waduh enak seru nih jalan2 ke waduk, bisa mancing ikan. Btw salam kenal yah, kalo jalan ajak2 yah.

    ReplyDelete
  3. hehehe....iyah...thanks buat sarannya...gue coba liat2 yah milisnya :D

    biasanya emang gt kali yah? di google sukar dicari infonya kalau keyword kita ga pas...hehehe...tapi dari mulut ke mulut biasanya suka ada aja deh infonya gimana caranya kesini dan kesitu

    thanks buat referensi dan sarannya soal artikel di Jalan-Jalan dan masuk milis...:D

    @asep : salam kenal yah sep...sering2 datang main :)

    ReplyDelete
  4. Terima kasih untuk panduannya. Bener sekali, sulit mencari panduan menuju lokasi. Saya browsing baru akhirnya nemu panduan Anda! Thanks a lot

    ReplyDelete
  5. keren sob pemandangannya, kapan jalan ah ke bandung salam kenal sob

    ReplyDelete
  6. ada info terkait penginapan di saguling ? adakah hotel , resort atau penginapan yang lain?

    ReplyDelete