Personifikasi 12 Shio Vihara Avalokitesvara Pematang Siantar

Dalam dunia astrologi, dunia membagi zonanya menjadi dua, yakni barat dan timur (ada juga sich zodiak-zodiak minor lainnya seperti Astrologi Mesir, Astrologi Babilonia, Astrologi Islam Abad Pertengahan, dan lain-lainnya). Astrologi Barat atau Zodiak adalah ilmu yang menghubungkan pergerakan benda-benda langit dan kaitannya terhadap nasib manusia. Dalam hal ini, zodiak dalam satu tahun ada 13 buah (dahulu hanya ada 12 saja, dengan penambahan sekarang ophiucus). Saya nggak perlu donk membahas kalau anda misalkan lahir di bulan Januari tanggal 15 atau misalnya lahir di bulan September tanggal 23 itu zodiak (atau lazim disebut bintang)-nya apa? Nah, di belahan dunia bagian timur, ada yang namanya Astrologi Timur. Astrologi Timur ini dikenal sebagai Chinese Zodiac atau lebih dikenal dengan istilah "shio". Agak berbeda konsep dimana Zodiak ditentukan berdasarkan hitungan bulan atau hari, sgio ini ditentukan berdasarkan hitungan tahun. Bagaimana metode perhitungannya? Sudut bujur matahari-lah yang digunakan sebagai pertanda bahwa seseorang itu dilahirkan dalam shio tertentu.
Dalam mitologi Cina, alkisah Kaisar Langit (giok) mengadakan sayembara dalam rangka ulang tahun Kaisar Langit. Sayembara tersebut adalah mengumpulkan 12 binatang tercepat yang bisa sampai ke sisi sungai tertentu setelah menyebranginya, dan mengabadikan para binatang tersebut sebagai nama-nama tahun penanggalan China. Kisah abadi ini ternyata mempunyai implikasi nyata pada kehidupan kita saat ini. Dengarkan cerita berikut baik-baik ya.
Alkisah, pada jaman dahulu tikus dan kucing bersahabat baik. Kucing yang mendengar kabar ini memberitahukan berita ini kepada sahabat baiknya tikus. Nah, pada hari sayembara yang ditentukan, berangkatlah mereka untuk menyebrang sungai. Karena sungai tersebut dalam dan berarus deras, maka mereka menumpang kerbau untuk menyebrangkan mereka ke sisi seberang. Kerbau yang polos dan baik hati pun menyebrangkan mereka tanpa adanya prasangka apapun. Dalam perjalanan, tikus yang licik mulai memiliki ide. Untuk menumbangkan satu saingan, ia mendorong kucing ke dalam sungai. Kucing yang tidak bisa berenang hanyut dan tidak bisa melanjutkan perlombaan. Singkat cerita, kucing dendam sekali kepada tikus dan hingga kini mereka menjadi musuh bebuyutan. Dari cerita ini juga digambarkan bahwa kucing hingga hari ini takut dengan air. Kucing yang tidak mampu melanjutkan perlombaan pun akhirnya tidak masuk dalam daftar 12 shio. Dalam beberapa cerita, disebutkan bahwa pada hari perlombaan, kucing yang gemar tidur asyik tertidur pulas tanpa bisa dibangunkan oleh tikus. Oleh sebab itulah kucing gagal dalam perlombaan dan marah kepada tikus karena merasa tikus tidak sungguh-sungguh membangunkan ia. Oh ya, ketika hampir sampai di sisi seberang, tikus yang licik segera melompat lebih cepat ke sisi seberang. Inilah mengapa tikus mendapat urutan 1 dan kerbau di urutan 2.
Harimau yang datang dengan susah payah pada urutan 3. Harimau sebagai binatang yang kuat dan galak, kepayahan menghadapi arus sungai yang keras. Namun, bukan harimau namanya kalau tidak berusaha. Dengan susah payah, akhirnya ia berhasil tiba di sisi seberang dan dinobatkan sebagai pemenang urutan ke 3. Disusul dengan kelinci yang dengan kecerdikannya, melompat dari satu batu ke batu lain di atas sungai tersebut. Hampir saja ia gagal melompati batu-batu tersebut, namun berkat bergantungan pada sepotong kayu, berhasillah ia untuk tiba di seberang dan dinobatkan sebagai pemenang ke 4.
Naga, satu-satunya hewan yang dapat terbang dan kuat ternyata tiba pada urutan ke 5. Sang Kaisar Langit yang terheran-heran mendapat penjelasan, bahwa dalam perjalanan Naga diminta untuk menurunkan hujan dan ternyata turut andil dalam pemenangan kelinci berkat hembusan anginnya sehingga kelinci tidak terjatuh ke dalam sungai ketika berpegangan di dahan kayu, melainkan tertolong untuk tiba di seberang. Naga pun layak diganjar degan urutan ke 5.
Terdengarlah derapan kuda di kejauhan. Kuda pun datang namun ternyata ular melilit kakinya. Kuda yang takut terhadap ular harus mundur sejenak dan membuat ular memiliki kesempatan untuk maju dan menjadi posisi ke 6. Kuda yang mengalah kepada ular harus puas berada di posisi ke 7.
Tim berikutnya yang datang adalah tim kambing, monyet dan ayam. Tiga hewan yang tidak mampu berenang ini kesulitan jika harus menyebrangi sungai yang berarus deras. Ketika ayam melihat ada rakit, maka dia memanggil kedua sahabatnya untuk menyebrang dengan menggunakan rakit tersebut. Mereka pun akhirnya bisa sampai di sisi seberang dengan selamat dan dianugerahi posisi ke 8, 9, dan 10.
Anjing, satu-satunya hewan yang paling pandai berenang ternyata baru muncul di urutan ke 11. Ternyata, air sungai yang jernih dan bersih menggodanya untuk mandi sebelum menyebrang sungai. Mengingat ia belum mandi, maka mandilah sang anjing terlebih dahulu di sungai tersebut sebelum menuntaskan lomba. Karena inilah maka anjing terlambat tiba dan baru sampai pada urutan ke 11.
Ketika lama sudah tidak ada lagi hewan yang muncul dan Sang Kaisar Langit hendak menutup sayembara tersebut, tiba-tiba muncullah babi dengan dengusannya sambil berjalan tergopoh-gopoh. Dasar babi yang pemalas, sebelum lomba ia makan terlebih dahulu sampai kenyang. Karena kenyang, ia pun tertidur pulas dan baru melanjutkan lomba setelah puas tidur. Sang Kaisar Langit yang keheranan akhirnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sang babi walaupun tetap memberikan urutan ke 12 padanya. Kucing, seperti diceritakan sebelumnya tidak masuk ke dalam urutan shio ini karena dicurangi oleh tikus dan hanyut ke sungai. Maka dengan ini ditutuplah sayembara dan diumumkan keduabelas pemenang tersebut. Dua belas binatang tersebut datang berurutan mulai dari tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan yang terakhir babi, dan akan diabadikan nama mereka masing-masing di tahun penanggalan China.
Namanya juga fabel, kalau memperhatikan detail pasti banyak sekali yang tidak klop antara realitas dan kenyataan. Yang paling gampang saja, kenapa juga si kucing nggak berupaya bangun dan ikut menyebrang kembali. Atau nggak, kenapa juga babi bisa di posisi 12 setelah makan dan lama tertidur dahulu? Toh masih ada beruang, bebek, badak, kuda nil, burung merak, kalajengking, kelabang, ikan paus, dan lumba-lumba bukan? Hahaha. Yah, biarlah itu jadi pertanyaan yang tidak terjawab.

Menariknya, dua belas hewan ini sering dimunculkan, sekaligus dipersonifikasikan dalam berbagai ornamen dan ukiran di pelbagai Vihara. Beberapa contohnya adalah di Pulau Kemaro di Palembang, atau di Kuil Langit Gerbang Suci Kong Miao-nya Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di Vihara Avalokitesvara di Pematang Siantar sendiri pun demikian, personifikasi terhadap 12 shio juga dihadirkan disini. Anda sudah tahu shio anda masing-masing bukan? Coba dech ditengok mana yang merupakan shio lahir anda di deretan foto-foto ini.

1 komentar: